Nanoteknologi
telah mengenerate konsep-konsep baru dalam berbagai bidang iptek. Diyakini
bahwa nanoteknologi akan membawa revolusi pada seluruh aspek kehidupan manusia
dalam waktu yang singkat dengan dampak melebihi empat revolusi yang terjadi
sebelumnya.Gambar 1 Revolusi nanoteknologi (manufaktur molekul) memberikan
impak yang sebanding dalam waktu singkat dengan empat revolusi industri yang
ditempuh dalam dua abad.
Area
aplikasi nanoteknologi sangat luas
dan menyentuh hampir
seluruh Aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh, pada bidang teknologi
informasi (TI) di Indonesia kini terdapat sekitar 60 juta pengguna handphone.
Nanoteknologi telah meningkatkan kemampuan dan performansi komponen handphone
seperti IC, layar display, memori, antena, baterai dan lainnya sehingga tampak
lebih ringkas namun semakin canggih. Perangkat elektronik lainnya seperti
komputer juga mengalami evolusi yang sama.
Di
bidang farmasi dan kesehatan, produk-produk kesehatan telah menggunakan
partikel nano untuk meningkatkan efektifitas obat. Para pakar di bidang ini
kini tengah mengembangkan nanoteknologi untuk drug targeted and delivery
system. Obat kini didesain dapat mencapai target dengan dosis tertentu sehingga
akan lebih efisien dan efektif. Termasuk terobosan dalam bidang ini adalah
penggunaan material cerdas yang diimplantasi dalam tubuh manusia untuk
kepentingan pendeteksian penyakit.
A. Pengenalan
Nano Teknologi
Dalam
presentasinya Profesor Yohanes Surya menjelaskan, masa depan teknologi akan
bergeser menjadi Nano Technology. Nano artinya satu sepermiliar, satu Nano
meter adalah sepuluh atom hydrogen. Menurut Yohanes Surya, contoh sederhananya
bila tebal rambut 50.000 Nano meter, maka bisa dibayangkan bila tebal rambut
itu dibelah menjadi 50.000 kali, dan hasil pembelahan ketebalan rambut, itulah
yang disebut Nano Technology, dan itu merupakan teknologi di masa mendatang,
teknologi sepermiliar meter.
Berkaitan
dengan Nano Technology, Profesor Yohanes Surya lebih dulu menjelaskan apa itu
teknologi, menurutnya teknologi adalah cara untuk mendapatkan sesuatu dengan
kualitas lebih baik, lebih murah, lebih mudah dan lebih menyenangkan.. Dulu
pada tahun 1930-an, waktu dari Jakarta ke Merauke ditempuh sekitar dua minggu,
namun sekarang bisa dijangkau dengan 8 jam saja," ujar Yohanes memberi
contoh: Nano Technology Manipulasi Atom.
Prof.Yohanes
Surya menjelaskan, Nano Technology adalah suatu teknologi yang mampu
memanipulasi atom untuk menghasilkan sebuah produk menjadi lebih murah, lebih
baik dan lebih menyenangkan. Beberapa contoh produksi yang bisa dihasilkan
melalui Nano Technology ini adalah cat, packaging, industri ruang angkasa,
solar energy, mengobati beragam penyakit, menyensor bangunan, mendeteksi bau
gas, komputer, membuat orang awet muda, mempermudah seseorang jalan-jalan ke
luar angkasa, dan banyak lagi.
Secara
rinci pakar fisika ini mengungkapkan, melalui Nano Technology, seseorang bisa
merubah-rubah warna cat rumah sesuai dengan keinginannya, dinding menjadi tidak
mudah tergores, sebab dinding tembok tertutup rapat oleh nano pertikel. Suatu
saat, untuk membersihkan jendela di gedung-gedung bertingkat tidak lagi
diperlukan air, kaca cukup terkena matahari maka akan terjadi proses self
cleaning. Begitu juga dengan ubin lantai, melalui Nano Technology, ubin bisa
berganti warna sesuai dengan keinginan si pemilik.
B.
Perkembangan Nano Teknologi
1.
Carbon Nano-Chip
Nano
Technology juga bisa berkembang menjadi Carbon Nano-Chip, yang merupakan bahan
sangat kuat dan ringan, yang akan membuat revolusi kekuatan material. Artinya,
Nano-Chip mampu mempengaruhi industri ruang angkasa, dan industri automotif.
Tiap mobil yang dilapisi Carbon Nano-Chip, akan membuat si pengemudi tidak usah
takut lagi jika terjadi kecelakaan. Sebab kendaraan yang ditumpanginya tidak
akan penyok, karena kekuatan yang melapisi mobil tersebut mencapai seratus kali
kekuatan baja. Begitu juga halnya dengan pesawat ruang angkasa. Bila badan
pesawat dilapisi Carbon Nano-Chip, kekuatannya akan menjadi luar biasa sekali.
Akibat yang ditimbulkan, pesawat akan mampu menahan gesekan dari benda-benda
apa pun. Dan pesawat juga bisa mencapai daerah yang lebih jauh lagi. Melalui
Carbon Nano-Chip ini, suatu saat seseorang tidak perlu lagi mencuci pakaian
dengan air. Pakaian Nano, cukup dikibas-kibaskan saja, sudah bersih dan licin
kembali. Jadi tidak perlu diseterika, dicuci atau dilipat.
2. Nano
Solar Energy
"Saat ini, beberapa ilmuwan sedang
meneliti bagaimana proses daun menyerap matahari. Daun tersebut ternyata bisa
memanfaatkan energi sinar matahari sebesar seratus persen. Kalau kita bisa
menggunakan tenaga matahari 25 hingga 50 persen saja, maka kita tidak perlu
lagi membutuhkan minyak/solar. Bila teman-teman bisa menemukan metodenya,
dampaknya luar biasa sekali," ujar Profesor Yohanes Surya.
3. Nano
Sensor
Salah
satu kegunaannya mengobati penyakit kanker. Caranya, obat kanker dimasukkan ke
dalam Nano robot kecil, lalu ditusukkan ke jari si penderita, dengan remote
control, robot bisa diarahkan untuk mencari sendiri sel-sel kanker yang
menyebar di dalam tubuh. Begitu sampai di tempat sel-sel kanker tersebut, robot
akan melepaskan bom, kemudian sel kanker akan mati dan hancur. Sel itu akan
keluar melalui pembuangan kotoran manusia bersama Nano Robot. Selain kanker,
beragam penyakit juga bisa disembuhkan. Masih banyak Nano Technology lainnya.
Selain energy, ada juga Nano air yang mampu mengubah air limbah, laut menjadi
air tawar yang bersih, Nano Device dll.
Menurut
National Science Foundation, total market Nano Technology mencapai satu trilyun
dollar pada tahun 2015. Dan sekarang, diperkirakan sudah mencapai lima
trilyunan dollar Amerika.
"Jadi,
kalian semua sebagai generasi penerus mulai sekarang harus memikirkan bagaimana
membangun negara kita ini melalui Nano Techonology. Orang yang tidak bermain
atau memanfaatkan Nano Technology akan habis. Kita harus care terhadap
teknologi, sebab bangsa yang maju adalah bangsa yang memperhatikan
teknologi", ujar Profesor Yohanes Surya di hadapan peserta pelatnas fisika
dan para undangan lainnya.
C.
Pengembangan nanoteknologi dalam konteks ke-Indonesia-an
Nanoteknologi
tidak dapat dihindari lagi entah kita mempersiapkan diri atau tidak. Dalam
kenyataannya, Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang berupa kekayaan sumber daya alam baik
berupa berbagai mineral alam sebagai bahan baku pembuatan produk dan sumber
energi, dan keragaman hayati flora dan fauna dalam jumlah yang luar biasa.
Namun, sumber daya tersebut masih belum banyak diberikan nilai tambah sehingga
belum dapat dijadikan sebagai penentu daya saing bangsa.
Pemanfaatan
sumber daya alam tersebut baru berupa eksploitasi dengan kuantitas yang besar
dan belum banyak diolah sehingga masih
bernilai sangat rendah (misalkan mineral pasir besi, Kuarsa, tembaga, emas dll). Dilain sisi,
letak geografis dan jumlah penduduk yang sangat besar, menjadikan Indonesia
menjadi pasar perekonomian yang menjanjikan. Oleh karena itu, pengembangan
nanoteknologi harus dapat diarahkan untuk mengelola dan memberikan penambahan
nilai secara signifikan bagi sumber daya alam Indonesia sehingga meningkatkan
daya saing bangsa. Arah pengembangan nanoteknologi ini kelak akan menjadi back bone
pembangunan nasional kita.
Beberapa
fokus pengembangan nanoteknologi yang perlu dilakukan berdasarkan potensi yang
dimiliki adalah:
1.
pemanfaatan nanoteknologi untuk pembuatan nanomaterial yang ditargetkan untuk
pensuplai bahan baku produk nano untuk aplikasi di bidang TI, transportasi,
elektronik, dll
2.
pemanfaatan nano-bioteknologi yang ditargetkan untuk peningkatan hasil pangan
dan pertanian
3.
pemanfaatan nanoteknologi di bidang farmasi dan kesehatan yang ditargetkan
untuk peningkatan kualitas obat Indonesia
4.
pemanfaatan nanoteknologi untuk pemenuhan dan konservasi energi nasional.
Penelitian
dan pengembangan nanoteknologi di Indonesia sudah dimulai di beberapa lembaga
riset (LIPI, BATAN, BPPT, LAPAN, MRC, dll) atau universitas (ITB, UI, ITS,
Unand, UGM, dll). Oleh karena itu, perhatian dan intensitas penelitian
nanoteknologi di Indonesia harus segera ditingkatkan, mengingat negara-negara
lain juga belum lama merintisnya dan peluang serta potensi yang sangat besar
yang dimiliki Indonesia. Kehilangan momen hanya menempatkan bangsa Indonesia di
papan bawah persaingan dunia di masa mendatang. Untuk mengusung isu
nanoteknologi ini diperlukan kerjasama yang erat dari semua kalangan baik
industri, pemerintah, dan akademisi. Prospek nanoteknologi akan semakin cerah
jika kolaborasi tersebut berjalan harmonis. Berawal dari ini, permasalahan
bangsa diharapkan dapat terselesaikan sekaligus meningkatkan derajat bangsa di
percaturan Internasional.
A.
Pengertian Nano Sensor
Nanosensors
adalah poin yang digunakan untuk menyampaikan informasi tentang nanoparticles
ke macroscopic dunia. Walaupun manusia belum dapat mempersatukan nanosensors, prediksi
mereka untuk menggunakan obat terutama mencakup berbagai keperluan dan sebagai
gateways ke nanoproducts bangunan lainnya, seperti chip komputer yang bekerja
di nanoscale dan nanorobots. Saat ini, ada beberapa cara yang diusulkan untuk
mengembangkan nanosensors.
1.
Prediksi aplikasi
Nanosensor
juga sering digunakan ahli medis sebagai alat pendeteksi segala macam penyakit.
Menggunakan obat terutama dari nanosensors berputar di sekitar potensi
nanosensors akurat untuk mengidentifikasi sel atau tempat-tempat tertentu di
dalam tubuh yang membutuhkan. Dengan mengukur perubahan dalam volume,
konsentrasi, kecepatan dan beratnya, gravitational, listrik, dan magnetis
kekuatan, tekanan, atau suhu di sel-sel tubuh, nanosensors mungkin dapat
membedakan dan mengenali sel tertentu, terutama orang-orang yang kanker, pada
tingkat molekuler untuk memberikan obat atau memantau perkembangan ke
tempat-tempat tertentu di dalam tubuh. Selain itu, mereka mungkin dapat
mendeteksi macroscopic variasi dari luar tubuh dan berkomunikasi perubahan lain
nanoproducts bekerja di dalam tubuh.
Salah
satu contoh melibatkan nanosensors menggunakan fluorescence properti kadmium
selenide kuantum sebagai titik sensor untuk membuka Tumors dalam tubuh.
Injecting oleh badan dengan jumlah titik tersebut, dokter dapat melihat di mana
sel kanker atau tumor yang disuntik melalui titik-titik kuantum, yang dibangun
khusus untuk mencari sel tubuh yang telah beresiko. Akibatnya, para peneliti
yang bekerja untuk mengembangkan alternatif yang dibuat dari titik-titik yang
berbeda namun tetap mempertahankan sebagian fluorescence properti. Secara
khusus, mereka telah menyelidiki keunggulan seng sulfida titik kuantum,
walaupun mereka tidak cukup teduh sebagai kadmium selenide.
Nano
sensor juga dapat digunakan untuk mendeteksi spesifik DNA untuk mengenali
eksplisit genetik cacat, mendeteksi secara otomatis tingkat gula untuk
penderita diabetes. Oleh karena itu, dengan menggunakan pola proteomic dan
campuran bahan-bahan baru, nanobiosensors juga dapat digunakan untuk
mengaktifkan komponen dikonfigurasi menjadi hibrid substrat semikonduktor
sebagai bagian dari sirkuit perakitan.
2. Nano
Sensors Existing
Saat
ini, fungsi nanosensors di dunia sebagai receptors stimulasi dari luar.
Misalnya rasa bau terutama di dalam binatang yang sangat kuat seperti anjing,
fungsi yang menggunakan receptors rasa nanosized molekul. Tanaman tertentu juga
digunakan untuk mendeteksi nanosensors sinar matahari. Nanosensors menggunakan
ikan-ikan untuk mendeteksi getaran disekitar air dan nanosensors juga dapat
mendeteksi jenis kelamin serangga.
3.
Metode produksi
Gambar A
contoh dari molekul DNA yang digunakan sebagai starter untuk diri sendiri yang
lebih besar berkumpul.
Gambar B
sebuah atom kekuatan mikroskop gambar diri rakitan DNA nanogrid. Masing-masing
DNA tegel diri berkumpul menjadi sangat memerintahkan periodik dua dimensi DNA
nanogrid.
Saat ini
terdapat beberapa cara untuk hypothesized menghasilkan nanosensors. Top-down
cetakan dr logam yg ditulisi adalah cara paling terpadu yang sedang dibuat.
memulai dengan blok yang lebih besar dari beberapa bahan dan ukiran dari bentuk
yang dikehendaki. Diukir dari perangkat ini, terutama untuk digunakan dalam
menempatkan microelectromechanical sistem khusus yang digunakan sebagai
microsensors, umumnya hanya mencapai ukuran mikro, tapi yang paling baru-baru
ini telah mulai untuk memasukkan nanosized komponen.
Cara
lain untuk menghasilkan nanosensors adalah melalui metode bottom-up, yang
melibatkan assembling dari sensor yang menggunakan komponen lebih kecil, Hal
ini akan melibatkan pindah dari atom tertentu substansi satu per satu ke dalam
posisi yang khusus, meskipun telah dicapai dengan menggunakan alat tes
laboratorium seperti atomic force microscopes, masih terdapat kesulitan yang
signifikan, khususnya untuk dilakukan secara masal, baik sebagai alasan untuk
logistik dan ekonomi lemah. Kemungkinan besar, proses ini akan digunakan
terutama untuk bangunan molekul starter diri assembling sensor.
Cara
yang ketiga, yang menjanjikan hasil jauh lebih cepat, melibatkan masalah
perakitan, atau "berkembang" nanostructures tertentu yang akan
digunakan sebagai sensor. Pertama menggunakan beberapa bagian dari yang dibuat
sebelumnya atau dibentuk nanostructure alami dan dalam atom mereka sendiri
saja. Setelah terstruktur dan memiliki permukaan yang luar biasa yang akan
membuatnya jauh lebih mudah untuk menarik molekul sebagai lanjutan dari pola
ini, yaitu menangkap beberapa atom bebas dan melanjutkan ke bentuk yang lebih
besar untuk membuat sendiri komponen nanosensors.
4.
Dampak ekonomi
Walaupun
nanosensor teknologi adalah bidang yang relatif baru, proyeksi global untuk
penjualan produk yang menggabungkan nanosensors berkisar dari $ 0,6 miliar
menjadi $ 2,7 miliar dalam waktu tiga sampai empat tahun terakhir ini.
Nanosensor ini kemungkinan besar akan dimasukkan sebagai alat paling modern
lanjutan yang digunakan dalam sistem komputer, karena terdapat potensi untuk
menyediakan hubungan antara bentuk-bentuk lain dari nanotechnology dan
macroscopic dunia yang memungkinkan developer untuk memanfaatkan potensi
nanotechnology ke komputer miniaturize chips sedangkan mereka sangat memperluas
potensi penyimpanan.
B. Versi
lain dari perkembangan nano sensor
1.
Nanotubes
Peneliti
di MIT telah menemukan bahwa karbon nanotubes dapat menjadi sensor biologi
sangat sensitif untuk mendeteksi satu
molekul dalam sel hidup secara real time,mereka mempublikasikannya secara
online dalam Alam Nanoteknologi, demonstrasi pertama nanoscale sensor yang
dapat digunakan untuk mendeteksi dan menampilkan gambar beberapa jenis molekul
dalam sel pada saat yang sama, dengan sensitivitas yang jauh melebihi dari
standar alat untuk molekular imaging. Para peneliti menggunakan sensor untuk
mendeteksi benda yang merusak DNA, kanker tertentu, termasuk obat dan toxins.
Sensor yang akhirnya dapat digunakan untuk memantau efektivitas obat
kemoterapi, melacak interaksi molekul dalam sel, dan tes untuk tingkat rendah
toxins di lingkungan.
Michael
Strano, seorang penulis dan sekutu profesor dari teknik kimia di MIT,
mengatakan bahwa pekerjaan merupakan lompatan maju dalam tujuan untuk
mengembangkan nanoscale sensor untuk mendeteksi molekul di dalam sel hidup.
Struktur kecil yang digunakan untuk deteksi dan imaging fluoresce. Property ini
berguna untuk biologi imaging karena inframerah cahaya dapat menembus jaringan
lebih mendalam daripada cahaya yang terlihat.
Strano
mengatakan bahwa sensor menawarkan beberapa keuntungan lebih penting teduh
dyes. Mereka tidak hanya dapat mendeteksi dan menemukan molekul, tetapi
berbagai jenis molekul akan mempengaruhi properti sebagai emitted cahaya
berbeda. "Bila molekul mengikat ke sana, ia dapat mengubah panjang
gelombang atau intensitas cahaya yang keluar," ujar Strano. "Setiap
toksin memiliki tanda tangan yang unik. Jadi anda tidak hanya mendeteksi ini,
Anda dapat mengatakan sesuatu tentang jenis toksin itu atau jenis obat
itu." Dalam studi ini, para peneliti menggunakan dua jenis karbon
nanotubes untuk membedakan antara empat kelas berbeda toxins dalam sel hidup,
tetapi Strano percaya bahwa sensor dapat dikonfigurasi untuk mendeteksi
berbagai molekul dalam satu sel sample.
2.
Nanowire
Peneliti
di Universitas California, Berkeley, telah membuat sirkuit terpadu pertama yang
menggunakan nanowires sebagai sensor dan komponen elektronik. Dengan teknik pencetakan
sederhana, grup mampu membangun besar array sirkuit yang seragam, yang dapat
digunakan sebagai sensor gambar. "Tujuan kami adalah untuk mengembangkan
semua nanowire-sensor" yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, kata
Ali Javey, seorang profesor teknik-listrik di UC Berkeley, yang memimpin
penelitian.
Nanowires
membuat sensor karena dimensi kecil meningkatkan sensitivitas. Nanowire
berbasis sensor cahaya, misalnya, dapat mendeteksi hanya beberapa foton. Tetapi
akan berguna dalam perangkat praktis, sensor yang harus terintegrasi dengan
elektronika yang dapat memperkuat dan memproses sinyal kecil seperti itu. Ini
telah menjadi masalah, karena bahan yang digunakan untuk sensing dan elektronik
tidak dapat dengan mudah dikumpulkan pada permukaan yang sama.
Good
alignment adalah perangkat yang diperlukan untuk bekerja dengan baik, karena
sinyal optik tergantung pada polarisasi cahaya, yang pada akhirnya akan
bergantung pada orientasi dari nanowires. Demikian pula, Transistor memerlukan
tinggi derajat alignment untuk mengaktifkan dan menonaktifkan dengan baik.
3. Nano
Faster,Smarter (gabungan dari nanotubes dan nanowire)
Karbon
nanotube berbasis kimia sensor dapat mendeteksi rendah bagian per miliar dari
konsentrasi gas rumah kaca. Ia juga dapat pergi dari satu mendeteksi gas lain
ke dalam setengah menit. Biasanya, karbon-nanotube-atau-nanowire berbasis
sensor, yang dapat sangat peka dalam mendeteksi gas.
Perangkat
baru yang dibuat dari dua bagian utama yaitu sebuah ultrasmall gas
chromatograph dan instrumen yang biasa digunakan dalam analisis kimia untuk
memisahkan campuran dari gas rumah kaca. Untuk membuat versi mikro dari
instrumen, para peneliti membuat sketsa yang zigzagging.
Output
dari chromatograph feed ke dalam nanotube Sensor. Sensor yang mengandung karbon
nanotubes mencakup ruang kecil antara emas electrodes dan berbagai adsorb pada
gas karbon nanotubes. Dengan mengukur perubahan daya konduksi setelah mengikat
gas ke nanotubes, para peneliti dapat mengidentifikasi gas.
Para
peneliti menguji dengan sensor kimia yang meniru toksin syaraf sarin. Mereka
dapat mendeteksi miliar molekul dari gas, sesuai dengan konsentrasi 150 miliar
per bagian yang telah mendapatkan lebih tinggi sensitivitas dengan nanosensors.
Peneliti di Naval Research Laboratory telah karbon nanotube-sensor yang
mendeteksi 50 miliar per bagian dari sarin seperti kimia. Li Jing dan
rekan-rekannya di NASA Ames Research Center telah meneliti karbon nanotube dan
logam-oksida nanowire berbasis Sensor array yang mendeteksi tentang empat
bagian per miliar nitrogen dioksida.
Perangkat
yang baru, dengan bagian per miliar sensitivitas, mungkin kurang sensitif
dibandingkan yang lain, tetapi masih dapat menemukan kegunakan yang praktis,
Lebih penting lagi, ia menyajikan kunci kemajuan yang menggabungkan mikro
kromatografi kolom dan nanotube sensor ke dalam perangkat portabel yang kecil.
Nanoteknologi
telah merubah cara pandang manusia terhadap iptek itu sendiri. Dengan menguasai
nanoteknologi manusia merasa dapat mewujudkan semua impiannya untuk menciptakan
material apa saja di dunia ini. Dalam level nano (sepermilyar meter), atom demi
atom atau molekul demi molekul dapat disusun dan dimanipulasi sesuai keinginan
kita sehingga tidak terjadi pemborosan atau ketidakefisienan partikel seperti
pada material dalam paradigma iptek selama ini. Oleh karena itu nanoteknologi
telah men-generate konsep-konsep baru dalam berbagai bidang iptek. Diyakini
bahwa nanoteknologi akan membawa revolusi pada seluruh aspek kehidupan manusia
dalam waktu yang singkat dengan dampak melebihi empat revolusi yang terjadi
sebelumnya.
Di
bidang farmasi dan kesehatan, produk-produk kesehatan telah menggunakan
partikel nano untuk meningkatkan efektifitas obat. Para pakar di bidang ini
kini tengah mengembangkan nanoteknologi untuk drug targeted and delivery
system. Obat kini didesain dapat mencapai target dengan dosis tertentu sehingga
akan lebih efisien dan efektif. Termasuk terobosan dalam bidang ini adalah
penggunaan material cerdas yang diimplantasi dalam tubuh manusia untuk
kepentingan pendeteksian penyakit yaitu terobosan dalam perkembangan
Nanosensor.
0 Response to "Teknologi Nano Sensor"
Posting Komentar